PEMILIHAN
TOPIK, PEGEMBANGAN PROBLEM, DAN PENGUSULAN PROYEK RISET
4.1
PEMILIHAN TOPIK
4.1.1
pengantar
Topik atau pokok persoalan
suatu riset yang dilakukan oleh mahasiswa dapat diperoleh dari tiga sumber: (1)
dari mahasiswa sendiri (2) dari suatu daftar proyek riset fakultas atau akademi
yang dipilih sendiri oleh mahasiswa : dan (3) dari orang lain, khususnya dari
sponsor atau konsultan.
Sebagian
besar mahasiswa dapat menetapkan diri sendiri pokok persoalan riset yang akan
dijalankan. Penerapan pelajaran teoretis pada kehidupan praktik di lapangan
akan menimbulkan banyak problem yang akan mendorong mahasiswa untuk melakukan
riset guna memecahkan problem-problem itu.
Mahasiswa
yang memiliki sendiri suatu proyek dari suatu daftar proyek riset fakultas atau
akademik pada umumnya didorong oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Ingin membantu fakultas
atau akademik di dalam menyelesaikan proyek riset yang dipandang mendesak oleh
fakultas atau akademik.
2.
Ingin menunjukkan bahwa ia mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan riset yang agak besar. Kemampuan semancam ini memang sangat
diharapkan oleh fakultas atau akademik dari seorang sarjana.
3.
Mengambil salah satu proyek fakultas atau akademik berarti
mendapatkan bantuan dari fakultas atau akademik.
4. Mahasiswa ragu-ragu untuk
menetapkan sendiri objek penelitian.
Topik suatu riset mungkin diperoleh
dari orang lain melalui diskusi. Calon sponsor atau konsultan umumnya merupakan
pihak yang dipandang kompeten.
Dari kemampuan sumber
topik, pada taraf yang berakhir, mahasiswa sendirirah yang harus menentukan.
Oleh karena itu sebelum menentukan topik, ia perlu memperhatikan
petunjuk-petunjuk praktis berikut ini :
1.
Topik itu ada dalam jangkauannya.
2.
Untuk topik itu tersedia bahan (data) yang cukup untuk
dibahas.
3.
Topik itu cukup penting untuk diselidiki.
4. Topik cukup menarik minat
untuk diselidiki dan dibahas.
4.1.2 Managable topik
Salah satu saran yang
sangat berharga adalah “ jangan melakukan sesuatu yang ada di luar kemampuan ”
segi-segi yang perlu diperhatikan adalah :
1. Apakah latar belakang
pengetahuan,kecakapan, dan kemampuan sudah cukup untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan topik yang akan dipilihnya.
2. Apakah syarat-syarat yang
berupa biaya sudah atau akan cukup tersedia? Jika persoalan-persoalan diteliti
dengan questionnaire (kuesioner), biaya kuesioner diperlukan untuk membuat dan
mengirimkannya kepada responden (penjawab angket).
3. Apakah batas waktu
mengijinkan untuk menyelesaikan “semua” persoalan yang bersangkutpaut dengan
topic.
4. Apakah topik itu tidak
menimbulkan kesulitan untuk mencari sponsor atau konsultan.
5. Apakah akan didapatkan
kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam penyelenggsrssn riset dengan topik
tersebut.
Suatu riset tidak akan
berhasil jika mahasiswa tidak mempunyai bekal
pegetahuan yang cukup sehubugan
dengan pokok-pokok persoalan yang akan ditelitinya. Riset tidak dapat dilakukan
dengan tangan kosong dan mengambil apa saja yang dijumpai di tengah jalan.
Kecuali pengatuhan, kecakapan dalam cara mengelolah
data yang terkumpul juga sangat
penting. Hendaknya jangan sampai terjadi data telah dikumpulkan secukupnya
tetapi kemudian mahasiswa baru bertanya bagaimana mengelolah data itu.
Kemacetan mungkin juga terjadi
karena faktor biaya. Jangan merencanakan riset yang terlalu besar jika kemampuan
untuk membiayainya terlalu kecil. Baik-tidaknya suatu riset tidak tergantung
pada besar kecilnya biaya, tetapi terutama terletak pada aspek metodologi dan
nilai hasilnya. Jika ada sponsor, biaya dapat dihemat jika riset dapat
dilakukan ditempat, tidak menggunakan alat-alat mahal yang habis terpakai, dan
pengumpulan data dilakukan sendiri.
Faktor waktu perlu
dipertimbangkan sungguh-sungguh. Suatu riset akan menyita banyak waktu jika
terlalu banyak aspek yang berhubungan dengan topik. Aspek penelitian yang
terlalu banyak tidak hanya memakan banyak waktu untuk persiapan, tetapi juga
dalam pengumpulan data, penganalisisan, dan perumusan hasilnya. Oleh karna itu
penting untuk memiliki suatu topik yang dapat dikuasai (manageble) dengan waktu
yang tersedia.
Topik suatu riset harus
disesuaikan dengan kesediaan sponsor atau konsultan yang mau membantu atau
memberikan konsultasi saat diperlukan. Kebanyakan anggota fakultas atau akademik
sudah memiliki jadwal yang padat, baik untuk mengajar, meyelengarakan riset
sendiri, maupun mengikuti program-program
kemasyarakatan, atau merasa kurang qualified
untuk menjadi sponsor atau
konsultan. Hal ini membuat mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengajukan
program risetnya. Oleh karna itu jika suatu riset memerlukan sponsor atau
konsultan, mahasiswa perlu memiliki topik yang sedemikian rupa agar program
risetnya dapat berjalan lancer.
Topik yang diajukan
mahasiswa mungkin juga mengandung unsur-unsur yang membuat fakultas atau
akademik tidak megijinkan penelitiannya. Riset yang membuat bertemakan
moralitas, perbandingan beberapa lembaga, dan semacamnya, mungkin akan
dipandang berbahaya untuk dijalankan tanpa menimbulkan akibat yang megeruhkan suasana.
Oleh sebab itu untuk memperoleh kerjasama dengan pihak-pihak lain yang diperlukan dalam
peyelengaraan riset, mahasiswa sebaiknya mengkonsultasikannya dengan anggota
fakultas atau akademi atau ketua jurusan untuk mendapatkan jaminan bahwa topik yang akan ditelitinya akan dapat
didelesaikan tanpa mengalami kesulitan yang berarti.
4.1.3 Obtainable data
Topik yang baik belum menjamin bahwa
data akan tersedia, baik data yang diperlukan untuk mengembangkan hipotesis,
mahasiswa memerlukan kepustakaan yang cukup, seperti buku teks, buletin,
periodical,abstrak,jurnal,dan sebagainya. Sedangkan untuk megecek hipotesis
mahasiswa harus pergi ke lapangan (field),
kecuali untuk riset yang ditunjukan untuk meyusun term paper. Data untuk kepentingan ini tidak terjamin. Misalnya,
apabila penelitian dilakukan dengan metode interview, mahasiswa mungkin
mengalami kesulitan karena lokasi, penguasan bahasa, larangan sosial, ataupun
prasangka. Data yang diperlukan mungkin tidak dapat diperoleh karena topic
penelitian menyengkut persoalan-persoalan yang sangat dirahasiakan (top secret). Oleh karna itu mahasiswa
perlu meneliti aspek-aspek ini sebelum menentukan topik penelitiannya :
4.1.4Significance of topic
Riset yang dilakukan untuk
mempersiapkan suatu thesis atau disertasi harus memberikan sumbangan kepada
ilmu pengetahuan. Jika tidak, ia terlalu besar untuk disebut thesis atau
disertai. Sumbangan bisa berwujud materi pegetahuan, bisa juga berwujud tata
kerja atau metodologi. Apapun wujud sumbangan , untuk mencapainya, topic yang
dipilih harus merupakan problem dan pemecahan baru, atau menimbulkan dan atau
meneruskan problem lama dengan pemecahan baru.
Duplikasi dipandang sebagai
pemborosan yang tidak perlu. Hal ini dapat dicegah jika mahasiswa cukup banyak
membaca pustaka yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan bidang yang menjadi
daerah topic yang dipilihnya.
Suatu bidang tertentu mungkin perlu
diolah kembali Karena kondisi yang menyertainya sudah berubah, tidak sama lagi
dengan pada saat penelitian terdahulu dilakukan. Untuk mendapatkan gambaran
yang lebih jelas, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan para ahli pada bidang
yang dipilihnya.
Mahasiswa, baik karena kemauan
sendiri maupun karena dirasankan fakultas atau akademi, dapat melakukan
penelitian atas suatu topic yang sudah pernah diteliti sebelumnya. Hal ini
mungkin terjadi bila penelitian yang terdahulu diragukan validitasnya. Suatu
hasil penelitian mungkin akan dianggap tidak valid jika kesimpulan yang di
kemukakannya mengandung kesalahan, analisisnya tidak menggunakan teknik-teknik
yang tepat, dan pengumpulan datanya tidak mengikuti tata cara yang seharusnya.
Di samping itu mahasiswa juga dapat menguji apakah hasi penelitian yang
dilakukan disuatu daerah akan sama dengan hasil penelitian yang dilakukan di daerah
lain tentang persoalan yang sama.
Kegunaan praktis kerapkali ikut
menentukan dalam pemilihan topic riset. Ini tidak hanya karena kebanyakan orang
bersifat pragmatis, tetapi juga Karena tanggapan sosial terhadap suatu hasil
riset umumnya disoroti dari segi ini. Memang masih menjadi persoalan apakah
memang ada riset yang sama sekali tidak mempunyai nilai praktis. Banyak sekali
hasil riset yang dulu dipandang hasil “ murni “ namun sekarang ternyata telah
memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap kemudahan dan kenikmatan hidup
manusia.
Namun pada masa dimana ada banyak
sekali persoalan mendesak yang perlu dipecahkan dengan segara, ukuran penilaian
kegunaan praktis biasanya didasarkan atas kegunaannya dalam jangka pendek.
Pemilihan topic suatu riset perlu juga memperhitungkan konsumen yang akan
menggunakan hasilnya. Jadi tidak hanya ditujukan untuk kepentingan periset itu
sendiri, tetapi juga bagi kepentingan sosial.
4.1.5 Interested Topic
Menyadari adanya bermacam-macam
ketentuan yang membatasi pemilihan topic seperti telah dijelaskan di atas. Ada
baiknya jika mahasiswa membangkitkan semangat dan minatnya terhadap topic yang
akan diteliti dan dibahasnya. Tidak banyak yang dapat diharapkan dari suatu
pekerjaan yang tidak dilakukan dengan semangat dan minat.
Salah satu hal yang menjadi kelemahan
suatu riset adalah jika aktivitas itu didorong tidak untuk mencari kebenaran
ilmiah ( scientific truth ), melainkan oleh keinginan untuk “ membuktikan
kebenaran “ pendapat pribadi. Walaupun hal ini mungkin dilakukan dengan tidak
disengaja, tetapi motivasi yang demikian akan membuat orang menjadi tidak
objektif. Data yang dikumpulkannya hanya data yang memperkuat pendapat pribadi,
sementara yang melemahkan atau bertentangan akan di gelapkan. Adalah suatu
saran yang baik jika mahasiswa suka memperhatikan hal ini. Dalam melakukan
penelitian, mahasiswa harus bekerja tanpa prasangka, tak perduli apakah
bertentangan atau tidak dengan keinginan atau pendapat pribadi.
4.2
Pengembangan Problem
Agaknya tidak mengherankan jika ada
mahasiswa merasa bingung untuk menemukan atau megembangkan problem pada riset
yang akan dia lakukan. Mahasiswa yang sedang mencari problem untuk riset,mereka
umumnya merasa cemas. Perasaan itu mungkin disebabkan pengetahuan yang kurang
luas, mungkin juga karena kelemahan metodologi. Untuk mengatasi hal itu dalam
pustaka metodologi riset se`ring diberikan saran-saran yang sangat berharga.
1. Jadilah “sarjana” dalam
bidang khusus.
2. Bersikaplah kritis dalam
membaca, mendengarkan, dan berpikir.
3. Ungkap kembali gagasan
dari riset-riset yang paling akhir.
4.2.1
Menjadi sarjana dalam bidang khusus
Mahasiswa yang dengan tekun
mendalami suatu bidang akan mempunyai kesempatan luas untuk meneliti secara
detail dan megembangkan pegertian yang baik tentang riset-riset yang telah
dilakukan, dan sekaligus dapat mengungkap problem-problem yang belum dipecahkan
oleh problem-problem itu.
Rummel dalam hari ini memberikan
petunjuk sebagai berikut :
1. Carilah kekurangan dari
uraian-uraian .
2. Perhatikan uraian-uraian
yang bertentangan satu sama lain.
3. Teliti problem-problem
yang timbul dari tatakerja yang menarik perhatian.
4. Baca selalu bibliograpi
yang digunakan dalam riset-riset yang paling akhir.
4.2.2
Sikap kritis dalam membaca dan mendengarkan
Bertanya adalah awal dari
kebijakansanaan.persoalkanlah pendapat-pendapat, gagasan-gagasan, tatakerja,dan
hal lain yang menjadi pokok persoalan dalam bacaan, kulia,diskusi, dan
pembicaraan biasa lainnya.jangan bersikap serbatahu. Dengan baik-baik jika
orang lain menerangkan sesuatu yang bersangkutpaut dengan spesialisasi kita.
baca buku-buku dari orang-orang yang sudah terkenal dan selidik bagaimana
mereka megungkapkan problematika dari berbagai keyataan yang kelihatanya sangat
sederhana. Gunakan kesempatan yang ada untuk berdiskusi dan catat hal-hal yang
menimbulkan minat. Bawalah selalu catatan yang dapat digunakan untuk mencatat
gagasan –gagasan orang lain yang sekiranya berharga untuk dicatat ataupun
gagasan-gagasan sendiri yang muncul secara mendadak. Jangan menjauh dari
orang-orang yang suka mendebat karena dapat membuat orang lain menjadi
bijaksana.
4.2.3
Mengungkap kembali gagasan riset
Pada laporan riset, pada umumnya di
bagian belakang dimuat persoalan-persoalan yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan riset tersebut. Persoalan-persoalan
itu mungkin dikemukakan sebagai masalah ataupun sebagai
hipotesis-hipotesis. Apapun bentuknya, bagian implikasi, demikian biasanya bab
yang berisi persoalan-persoalan itu disebut, dapat dijadikan petunjuk untuk
mencari problem atau megembangkan problem tertentu.
Gagasan –gagasan yang dikemukakan
pada bagian akhir laporan suatu riset mungkin juga megemukakan
kelemahan-kelemahan pada riset yang telah dilakukan, misalnya kurang tertibnya
tatakerja, masih terlalu banyak faktor yang belum diteliti, terlalu sedikitnya
sampel penelitian, atau persoalan-persoalan yang belum terpecahkan dalam riset
tersebut. Dengan pengelolahan yang layak maka gagasan-gagasan itu akan dapat
dikembangkan menjadi problem-problem yang riil untuk dijadikan bahan riset yang
sangat berharga. Mungkin juga perlu diadakan penelitian ulang dengan yang lebih
besar,dengan lebih banyak faktor yang dimasukkan dalam penelitian, atau dengan
membuat variasi atas kondisi-kondisi tertentu dalam riset eksperimental.
Jika digolong-golongkan secara
sederhana, sumber problem yang dapat dijadikan topic riset adalah :
1.
Observasi lapangan
Pergilahlah ke
lapangan dan amati baik-baik apa yang terjadi di sana. Dengarkan keluhan
orang-orang yang berbeda atau lakukan eksporasi sendiri secara singkat.
2.
Diskusi
Resmi ataupun
tidak resmi, ikuti dengan saksama diskusi-diskusi sepanjang ada kesempatan
untuk megikutinya. Kutip makalah –makalah yang timbul dalam diskusi itu.
3.
Dosen atau ahli riset
Mereka umumnya
menguasai lapangan dengan lebih baik dari pada orang lain. Pergilah kepada
mereka dan lakukan pembicaraan secukupnya untuk memperoleh apa yang dibutuhkan
4.
Bibliografi
Ketiga sumber
yang disebutkan di atas merupakan sumber peting untuk memperoleh problem karena
masalah yang dapat diperoleh dari mereka adalah masalah-masalah yang sedang hangat dibibicarakan, kongkret,dan
mempunyai nilai kepraktisan yang tinggi. Sungguhpun begitu sumber yang keempat
ini juga sangat penting karena didalamnya terdapat kondensasi dari sebagian
besar peneliti yang pernah dilakukan orang. Oleh sebab itu perlu dengan segera
diketahui daftar bibliografi yang sejenis agar dapat mendudukan persoalan
dengan didasarkan atas sumber-sumber yang tepat. Jenis-jenis bibliografi yang
dapat dijadikan sumber adalah
Jurnal buku
teks,
Ensiklopedi majalah
berkala.
Review buletin
Skripsi/Thesis laporan riset raports
tak
Disertasi
4.3
Pengusulan Proyek Riset
Pada suatu fakultas atau departemen
biasanya dibentuk suatu panitia atau biro yang bertugas mempertimbangkan
proyek-proyek riset yang diusulkan oleh parah mahasiswa, baik untuk keperluan
peyusunan studi lapangan maupun untuk memperluas peyusunan thesis. Yang perlu
diketahui oleh mahasiswa jika akan mengajukan suatu proyek riset adalah sebagai
berikut :
4.3.1.1
Tentang background pengetahuan
a) Dapat menunjukkan bahwa ia
tahu secukupnya atas persoalan-persoalan yang akan ditelitinya.
b)
Dapat membuktikan bahwa dia mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang hal-hal lain yang berhubungan
erat dengan persoalan-persoalan risetnya.
c)
Tahu batas –batas dari persoalan –persoalan penting yang akan
diselidiki dengan persoalan-persoalan lain yang tidak termasuk dalam wilayah
penelitiannya.
d)
Jika proyek itu bukan riset eksploratif, dia dapat mengemukakan hipotesis-hipotesis
sebagai pedoman dalam aktivitas riset yang akan dilakukannya.
4.3.1.2Pengelolahan
tentang data
a) Dia dapat mengambarkan jenis
data apa yang dibutuhkan.
b) Dia dapat memastikan dari mana dia akan mengumpulkan data itu.
c) Dia dapat menentukan
metode apa yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.
d) Dia dapat merinci prosedur
yang akan ditempuh untuk mengumpulkan data dengan metode itu.
4.3.3 pegertian tentang sampling
a) Dia dapat menunjukkan
dengan tempat berapa luas wilayah generalisasi yang dia inginkan.
b) Ia dapat menunjukkan
dengan benar dan dapat memberikan alas an yang tepat tentang teknik-teknik
sampling yang akan ia gunakan.
4.3.1.4 persoalan tentang maksud dan
tujuan
a) Ia dapat memberikan alasan
yang cukup tentang arti dan atau manfaat teoritis ataupun praktis dari
penelitiannya.
b) Ia dapat memberikan
gambaran implikasi atau konsekuensi dari penelitian dalam hubungannya dengan
penerimaan atau penolakan atas hipotesis-hipotesis yang hendak diteliti.
4.3.1.5 Tentang Teknik Analisis
Ia dapat mengemukakan dengan seksama
prosedur dan teknik analisis atas data yang terkumpul.
Mengerti dengan seksama unsur yang
disebutkan di atas berarti telah mengerti secukupnya pokok-pokok tatacara riset
ilmiah. Hal itu akan dibahas dari bab ini dan bab-bab berikut.
Unsur-unsur yang disebutkan di atas
tidaklah harus diikuti secara mutlak setapak demi setapak. Tidak jarang parah
mahasiswa justru mencantumkan unsure 4.3.1.4 a) sebagai kata pembuka proyek
riset yang mereka usulkan kepada panitia fakultas atau departemen. Sebagai
contoh, misalnya usul proyek riset dari NEED IAM segera membeberkan tujuan
penelitiannya setelah dia secara sekedarnya megemukakan kata pegantar untuk
sampai pada pentingnya tujuan penelitian.
Rummel memndang usul suatu proyek
riset perlu diisi dengan lama unsure berikut :
1. Statement of the problem
(pembeberan masalah)
2. The necessary data (data
yang diperlukan)
3. The procedure to be
followed (prosedur-prosedur yang akan ditempu).
4. The expected finsing and
hypothetical conclusions (apa yang ingin dikemukakan dan konklusi hipotetik
yang diharapkan).
5. Possible recommendations
or implications of the expected results (kemungkinan-kemungkinan) rekomendasi
atau implikasi dari pada hasil yang diharapkan.
Baik keseragaman isi (unsur) maupun
keseragaman bentuk dari proyek yang diusulkan kepada fakultas atau departemen
sampai sekarang belum ada kesesuaian. Jika dalam satu fakultas atau departemen
oleh karna sesuatu alasan belum ada keseragaman, kita dapat memahami mengapa
antar fakultas atau departemen, keseragaman itu lebih sukar diharapkan.
Sungguhpun begitu, sejalan dengan konsepsi yang telah dikemukakan dalam bab-bab
sebelumnya akan kita coba membuat suatu bentuk tersendiri yang kiranya cukup
fleksibel dan akseptabel. Dengan tidak meninggalkan unsure-unsur yang baru di
kemukakan, bentuk usul proyek riset yang mungkin dapat diikuti adalah sebagai
berikut :
1. JUDUL
2. Pembeberan persoalan
3. Pengajuan hipotesis-hipotesis
4. Penentuan jenis data dan
cara-cara mengumpulkannya
5. Penentuan model-model atau
teknik analisis
6. Konklusi-konklusi yang
diharapkan dan implikasinya
4.3.2 JUDUL
Judul
dapat ditetapkan sebelum penelitian dimulai, tetapi umumnya baru ditetapkan
setelah mahasiswa mengetahui seluk-beluk permasalahan sesudah melakukan
orientasi baik secara literer maupun empiris. Terlepas dari persoalan kapan
judul itu ditetapkan, yang penting bagi mahasiswa adalah :
1. Bahwa judul harus sesuai
dengan isi keseluruhan dari kegiatan dan laporan yang dikerjakan, baik sesuai
dari segi kualitas maupun kuantitas. Yang diaksud dengan kesesuaian kualitatif
adalah kesesuaian antara luas wilayah yang dinyatakan dalam judul dengan
wilayah kegiantan serta uraian dalam laporan.
2. Bahwa judul harus
menggunakan kata-kata yang jelas, tandas,
pilah-pilah,literer,singkat,deskriptif,dan bukan merupakan pertanyaan.
Hendaknya dihindari penggunaan kata-kata yang kabur,terlalu politis,
bombastic,bertele-tele, tidak runtut, dan lebih dari satu kalimat.
Dengan
diketahui bahwa fungsi pokok dari judul adalah untuk mewujudkkan kepada
pembicara akan hakikat dari pada objek penelitian,wilayah,serta metode umum
yang digunakan. Di samping itu, jika akhirnya judul itu ditetapkan menjadi
judul laporan penelitian,maka kegunaan terpenting dari padanya adalah agar
pembaca laporannya dapat segera mengetahuinya apakah perlu menelti laporan itu.
Oleh karna itu perlu digunakan kata-kata
kunci yang ekspresif. Banyak indek laporan riset yang dinyatakan dalam
kata-kata kunci itu.
4.3.3 pembeberan persoalan
Dikenal dengan nama statement of the problem. Pembeberan
persoalan ini memuat :
1. Pembahasan tentang problem
umum di sekitar topic.
2. Hasil penelitian dari
literatur maupun penelitian lapangan yang relevan dengan pokok persoalan.
3. Pembatasan dan pendefisian
problem.
4. Stetemen tentang tujuan
penelitian serta nilainya secara umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar